Pada saat itu, gerombolan pelaku G30S 1965 melakukan penculikan dan pembunuhan sejumlah jenderal AD.
Peristiwa tersebut menyebabkan 6 orang jenderal dan 1 letnan AD tewas. Mereka yang tewas antara lain Ahmad Yani, MT Haryono, S.Parman, DI Panjaitan, Sutoyo Siswomiharjo, Anumerta Suprapto, dan Pierre A. Tendean. Ketujuh korban kini mendapat gelar sebagai Pahlawan Revolusi.
Besarnya dampak dari peristiwa tersebut terhadap Indonesia, membuat Pemerintah Orde Baru memutuskan untuk membangun monumen di lokasi kejadian G30S 1965.
Lokasi yang dimaksud adalah area operasional gerombolan pelaku G30S 1965 sekaligus tempat kejadian penculikan dan pembunuhan para jenderal.
Tidak hanya itu, wilayah Lubang Buaya juga menjadi tempat ditemukannya jenazah para jenderal di sebuah sumur tua.
Di Museum Lubang Buaya Ada Apa Saja?
Museum Lubang Buaya memiliki berbagai atraksi dan koleksi sejarah nasional terkait peristiwa G30S 1965. Dikutip dari Instagram @Monumenpancasilasakti, berikut daftar atraksi dan koleksi sejarah di Museum Lubang Buaya:
Replika sumur maut atau sumur tua tempat ditemukannya jasad para Pahlawan Revolusi.
Rumah penahanan dan penyiksaan Pahlawan Revolusi.
Monumen Pancasila Sakti (Patung Pahlawan Revolusi dan Relief).
Rumah Pos Komando.
Rumah Ibu Amroh yang dijadikan dapur umum dan penyimpanan logistik oleh pelaku G30S 1965.