OKE FLORES.COM - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menjadi sorotan sebagai provinsi termiskin di Indonesia.
Salah satu faktor utamanya adalah tingginya presentase penduduk miskin di wilayah NTT.
Data terbaru yang diperoleh dari acara jumpa pers dan media gathering bersama Pemerintah Provinsi NTT pada tanggal 22 Januari 2024, memberikan gambaran yang cukup mengkhawatirkan.
Dalam acara bertajuk "Penanganan Stunting, Kemiskinan, dan Kemiskinan Ekstrem, Inflasi, dan Pemilu 2024," terungkap bahwa beberapa kabupaten di NTT masih mengalami tingkat kemiskinan yang ekstrem.
Berdasarkan data terkini yang dirilis pada Maret 2023, persentase penduduk miskin di Provinsi NTT mencapai 19,96%.
Meskipun terjadi penurunan sebesar 0,27 persen dari kondisi September 2022, namun tetap menjadi perhatian serius.
Lebih lanjut, terjadi penurunan 0,09 persen dari Maret 2022. Adapun jumlah penduduk miskin di Provinsi NTT pada bulan Maret 2023 mencapai 1,14 juta orang.
Angka ini menunjukkan bahwa tantangan kemiskinan di NTT masih cukup besar dan perlu penanganan serius.
Data yang diperoleh dari acara tersebut menunjukkan bahwa terdapat tiga kabupaten di NTT yang menjadi fokus utama penanggulangan kemiskinan ekstrem.
Meskipun terjadi penurunan sebesar 8,06 ribu orang dibandingkan dengan September 2022, namun terdapat kenaikan sebanyak 9,49 ribu orang dibandingkan dengan Maret 2022.
Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi adalah TTS (119,51 ribu), Sumba Barat Daya (101,40 ribu), dan Kabupaten Kupang (90,23 ribu).
Baca Juga: Mendagri Ingatkan Pemda Lakukan Intervensi Kebijakan untuk Kendalikan Inflasi
Sementara itu, Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin terendah adalah Nagekeo (18,57 ribu), Ngada (20,57 ribu), dan Sumba Tengah (24,24 ribu).
Disparitas ini mencerminkan perbedaan kondisi ekonomi antar wilayah di NTT.
Angka kemiskinan diukur melalui perhitungan pengeluaran penduduk di bawah Garis Kemiskinan (GK) sebesar Rp507.203/kapita/bulan (Maret 2023).
Dari jumlah tersebut, Garis Kemiskinan Makanan (GKM) menyumbang sebesar Rp389.518 (76,80 persen), sementara Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar Rp117.685 (23,20 persen).
Baca Juga: Teranyar! Ini 3 Kabupaten Termiskin di NTT, Ada Berapa dari Pulau Flores?
Tingkat kemiskinan ekstrem di Provinsi NTT pada tahun 2023 mencapai 3,93%, mengalami penurunan sebesar 2,63 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 2022.
Pada tahun sebelumnya, Sumba Tengah (19,11%), TTS (13,01%), dan Sumba Timur (10,40%) menjadi kabupaten dengan persentase penduduk miskin ekstrem tertinggi.
Sementara Nagekeo (1,47%), Flores Timur (2,10%), dan Alor (2,38%) memiliki persentase penduduk miskin terendah.
Lalu, apa saja kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi?
Kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi yakni Sumba Tengah (31,78%), Sumba Timur (28,08%) dan Sabu Raijua (28,37%).
Sementara Kabupaten dengan tingkat kemiskinan terendah yakni Kota Kupang (8,61%), Flores Timur (11,77%) dan Ngada (12,06%).***