Tak Hanya Pasok ke Labuan Bajo, Desa di NTT Ini Pasok Cabe ke Bali dan NTB

- 25 Maret 2024, 19:49 WIB
Potret kebun cabe di Desa Golo Pua, NTT
Potret kebun cabe di Desa Golo Pua, NTT /Garda ntt/

Beberapa jenis sayuran, dikembangkan pada lahan itu, mulai dari Cabe, Buncis, Wortel, Kacang Panjang dan Terung. Untuk mendukung ketersediaan pupuk organic dilakukan pelatihan pembuatan pupuk bokasi yang hasilnya bisa diaplikasikan di lahan yang tersebut.

"Ternyata, kerjasama ini telah membawa dampak positif yang signifikan dalam upaya meningkatkan produksi pertanian hortikultura di desa kami," ucap Kades yang akrab disapa Kristo ini.

Kades Kristo menjelaskan, lahan pertanian ini, dikelola menggunakan Sistem Irigasi Tetes dan berbahan pupuk organik. Pola ini telah berhasil mengubah lanskap pertanian lokal.

Lanjutnya, penggunaan Sistem Irigasi Tetes dan penggunaan bahan pupuk organik adalah langkah penting dalam menjaga keberlanjutan pertanian di Desa Golo Pua. Sistem ini, memungkinkan penggunaan air yang efisien, mengurangi kehilangan air dan memastikan bahwa tanaman mendapatkan pasokan air yang tepat. Hal ini juga membantu meningkatkan hasil panen dan kualitas cabe yang dihasilkan.

Selain itu, penggunaan bahan pupuk organik membantu menjaga keseimbangan ekosistem tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan.

Dukungan dari Yayasan Gugah Nurani Indonesia, baik dalam bentuk pendanaan maupun pengetahuan teknis, telah memungkinkan para petani untuk mengadopsi praktik-praktik pertanian modern yang lebih berkelanjutan.

Program-program pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan ini telah membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam mengelola lahan secara efektif.

"Sampai dengan akhri Maret 2024 ini total produksi untuk semua jenis sayuran yang ditanam sudah mencapai 4 ton dengan jumlah produksi Cabe mencapai 2 ton lebih. Dan ini sudah tentu berdampak baik pada peningkatan pendapatan para petani di kami," ucapnya.

Pernyataan Kades Kristo ini, diamini pula oleh Gregorius Bala dan Antonia Linut. Dikatakan, pola pertanian yang sementara ini dikembangkan, telah mendatangkan hasil yang cukup signifikan.

"Kalau dibandingkan dengan produksi sawah tadah hujan di lahan yang sama, pendapatan usaha hortikultura ini bisa 5 kali lipat dari pendapatan sebelumnya," kata Gregorius yang diamini Antonia Linut.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah