Dua Kali Kalah Rebut Kursi Gubernur NTT, Alumnus Seminari Kisol Kritik Pilkada NTT: Pencuri Bisa Jadi Pemimpin

- 21 Maret 2024, 11:59 WIB
Ilustrasi Pilkada NTT
Ilustrasi Pilkada NTT /Kolase foto: OKE FLORES/

OKE FLORES.COM - "No money no vote,", ini merupakan cuplikan pernyataan salah satu politisi senior bernama Benny Kabur Harman alias BKH pada Senin 18 Maret 2024.

Bukan tanpa alasan, alumnus SMP Tubi Ruteng dan SMA Seminari Pius XII Kisol itu mengeluarkan pernyataan yang begitu menohok.

BKH menyayangi realitas demokrasi di Indonesia, terutama yang kerap terjadi dan 'mendarah daging' di NTT.

Baca Juga: CATAT dan INGAT! Pelaporan SPT Tahunan Paling Lambat Kapan?

Menurut politisi kelahiran Denge, Satar Mese, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, 19 September 1962 itu, dana yang dibutuhkan untuk bisa berkontestasi di Pilgub nominalnya besar.

Sebab jika tidak, calon tidak akan mendapatkan suara yang ditargetkan.

Bahkanm BKH tak segan-segan menyebutkan bahwa saat ini ada kecenderungan dari masyarakat untuk memilih orang yang berbuat baik ketimbang orang baik.

"Di NTT, pencuri, setan bisa jadi pemimpin asal ada uang. Orang yang berbuat baik untuk rakyat bisa juga pencuri, penjahat, tapi dia selalu berbuat baik," ujarnya.

Baca Juga: Rincian Harga Emas Perhiasan Semar Nusantara per hari ini Kamis, 21 Maret 2024

Muncul pertanyaan, mengapa BKH mengeluarkan pernyata sedemikian menohok?

Jika ditelusuri, ternyata BKH telah dua kali maju di Pilkada NTT, namun belum pernah menang.

Pada tahun 2013, dia berpasangan dengan Willem Nope dan pada Pilgub NTT 2018, ia berpasangan dengan Benny Litelnoni.

Sekilas tentang BKH

Politikus Partai Demokrat, Benny Harman
Politikus Partai Demokrat, Benny Harman

Siapa sih sebenarnya BKH? Terlepas dari isu Pilkada NTT, nama BKH kembali jadi sorotan karena kembali berkontestasi pada Pileg DPR RI Dapil NTT 1.

Baca Juga: INGAT! Batas Waktu Lapor SPT Kurang dari 2 Minggu: Hindari Denda dan Wujud Kepatuhan Pajak

BKH bukanlah sosok baru dalam dunia politik tanah air. Karier politiknya telah mengantarkan BKH menjadi salah satu politikus yang disegani di Indonesia.

Tercatat, pada 1995 hingga 1998 diangkat menjadi direktur Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI).

Tidak hanya itu, BKH juga mendirikan Centre for Information and Economic-Law Studies (CINLES).

BKH terpilih menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi PKPI pada pemilihan legislatif 2004.

Kemudian, pada periode 2009-2014 dan 2014-2019, BKH kembali menjadi Anggota DPR RI.

Pada periode 2014-2019, BKH menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi DPR RI.

Baca Juga: Jelang Perayaan Idul Fitri, Perangkat Desa Tidak Terima THR 2024, Mengapa?

Demi mencalonkan diri pada Pilgub NTT, kala itu BKH mundur dari keanggotaan DPR RI.

Namun, impian BKH untuk memenangi Pilgub NTT tidak terwujud. Pasalnya, ia bersama cawagubnya, Benny Alexander Litelnoni hanya meraup 18,85 persen suara.

Kendati gagal terpilih sebagai Gubernur NTT, BKH kembali maju dalam pemilihan legislatif 2019.***

 

 

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah