Dikatakan, saat ini dirinya juga punya game di aplikasi roblox yang bernama Keraton Yogya, yang punya skala 1:1 dengan aslinya. “Game itu saya buat baru tiga bulan lalu, dan bisa diakses siapapun. Kalau diunduh via playstore itu hanya bisa main. Sedang jika diunduh melalui web di PC bisa digunakan berkreasi menggunakan aplikasi bawaan dari Roblox yakni Roblox Studio,” beber Sakka.
Bukan hanya itu, Sakka Aji Fausta mengaku membuat pesanan baju untuk para gamer. “Saya juga membuat baju adat untuk gamer yang saya desain sendiri, seperti baju adat Yogya, Surakarta dan lainnya. Untuk pakem (coraknya) saya nyari sendiri di internet, harga desain dihargai 30 ribu – 40 ribu,” cetusnya.
Dijelaskan, pengguna game buatannya ada yang dari Thailand, Malaysia, Filipina dan beberapa negara dari Eropa. Soalnya roblox kan berbasis Internasional sehingga semua orang di dunia bisa main.
Saat ditanya apakah pihak sekolah (Guru-red) tahu terkait aktivitasnya yang mampu membuat game berbalut budaya? “Ya sekolah tahu,” ujarnya. Anak sulung Harianto owner Sakkal Studio ini merasa bersyukur pihak keluarga mendukung untuk mengembangkan talentanya yang beraroma kebudayaan nasional dengan menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan.
Dalam kesempatan itu Sakka Aji Fausta mengajak para pemuda untuk jangan lupa melestarikan budaya lokal dan budaya nasional dengan cara apapun.
“Zaman sudah canggih, kita berkreasi dengan lewat apapun. Saya siap berbagi ilmu berkreasi lewat dunia digital. Kepada pemerintah kota mbok ya ada rasa empati dengan membuat even-even untuk dilombakan dan menengok anak-anak yang berkreasi diluar sana,” tandasnya.***