Pencantuman harga barang yang berada di supermarket, atau minimarket kerap tidak bulat seperti Rp9.999, harga barang tersebut sama dengan Rp10.000, karena nilai Rp1 tidak bisa dikembalikan.
Dengan adanya redenominasi rupiah, hal tersebut tidak akan terjadi karena harga barang akan lebih jelas dan efisien.
4. Berpotensi Menimbulkan Inflasi
Redenominasi yang kurang baik justru bisa menimbulkan inflasi. Pasalnya, banyak masyarakat yang tidak terbiasa dengan jumlah uang yang lebih kecil sehingga nilai tukar mata uang justru ikut merosot dan harga barang menjadi lebih tinggi.
Tujuan Redenominasi
Tujuan utama redenominasi adalah menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam transaksi serta efektif dalam pencatatan pembukuan keuangan.
Menurut Permana dalam riset berjudul Prospects of Redenomination Implementation in Indonesia, (Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 2015:115), pecahan mata uang rupiah saat ini merupakan pecahan mata uang terbesar ketiga di dunia setelah Zimbabwe dan Vietnam.
Untuk kawasan Asia Tenggara, pecahan Rp100.000 saat ini merupakan pecahan uang terbesar kedua setelah Dong Vietnam dengan denominasi 500.000.
Pecahan uang rupiah yang cukup besar ini beberapa waktu belakangan ini mulai menimbulkan permasalahan-permasalahan bagi masyarakat, khususnya dalam melakukan transaksi keuangan.
Melalui redenominasi, proses penghitungan menjadi lebih mudah, sebab tiga angka nol yang menyertai di belakang satuan uang tidak digunakan.