Apa Itu Gangguan Kepribadian Paranoid? Berikut Cara Mengatasinya

6 November 2023, 09:01 WIB
Foto: Apa Itu Gangguan Kepribadian Paranoid? Berikut Cara Mengatasinya /

 

OKE FLORES.COM - Gangguan kepribadian paranoid merupakan salah satu gangguan kepribadian cluster A. Paranoia yang dialami ditandai dengan ketidakpercayaan dan kecurigaan yang intens terhadap orang lain. Gangguan ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Jika tidak ditangani, gangguan perilaku dapat mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari seseorang. Penyakit ini juga dapat menyebabkan depresi, agorafobia dan berujung pada kecanduan narkoba atau kejahatan lainnya.

Mengutip Hallo Sehat, Senin 06 November 2023, berikut ini simak penjelasan tentang gangguan kepribadian paranoid di bawah ini.

Baca Juga: Resep Tumis Labu Siam Pedas yang Enak dan Rendah Kalori

 

Apa itu gangguan kepribadian paranoid?

Gangguan kepribadian paranoid atau gangguan kepribadian paranoid merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian yang dapat mempengaruhi proses berpikir dan perilaku pengidapnya.

Penderita gangguan jiwa yang disebut juga paranoia atau paranoia ini akan mampu memahami situasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Mereka selalu curiga dan terlalu percaya pada orang lain.

Gangguan kepribadian dapat berkisar dari ringan hingga berat. Itu tergantung pada apakah Anda memercayai pikiran negatif tersebut dan seberapa sering Anda memikirkannya.

Jika dibiarkan, permasalahan manusia ini bisa menjadi delusional, yaitu ketidakmampuan membedakan antara kenyataan dan imajinasi.

Dalam kasus ini, tidak ada seorang pun yang bisa meyakinkan penderitanya bahwa apa yang dipikirkan atau dirasakannya tidaklah benar.

Orang dengan gangguan delusi dapat menjalani kehidupan sehari-hari. Namun kehidupan mereka bisa sangat kecil dan terisolasi.

Baca Juga: Simak Berikut 3 Resep Menu Buah-Buahan yang Baik untuk Penderita Kolesterol

Tanda dan gejala gangguan kepribadian paranoid

Kebanyakan orang paranoid selalu curiga. Selain itu, mereka cenderung keras kepala dan tidak percaya pada orang lain.

Terkadang perilaku ini diikuti dengan perilaku kasar dan bisa membuat orang lain marah.

Orang dengan paranoia mungkin memiliki kondisi kesehatan mental lainnya, termasuk depresi dan gangguan kecemasan, yang dapat mengubah suasana hati mereka.

Perubahan suasana hati ini pada akhirnya membuat orang merasa asing dan takut berada di dekatnya.

Selain itu, beberapa gejala paranoid yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut.

  • Memiliki kekhawatiran bahwa orang lain memiliki motif tersembunyi.
  • Meyakini bahwa mereka akan dieksploitasi atau dimanfaatkan oleh orang lain.
  • Meragukan komitmen, kesetiaan, atau kepercayaan orang lain, dan yakin bahwa orang lain hanya berniat untuk menipu mereka.
  • Tidak mampu memaafkan dan menyimpan dendam.
  • Hipersensitif dan tidak bisa menerima kritikan.
  • Tidak bisa bekerja sama dengan orang lain.
  • Meyakini ada makna tersembunyi dari pernyataan sederhana atau pandangan biasa dari orang lain.
  • Selalu curiga tanpa alasan bahwa pasangan mereka tidak setia.
  • Kerap terisolasi dari lingkungan sosial.
  • Bersikap dingin, tetapi suka mengatur dan pencemburu terhadap pasangan.
  • Tidak bersahabat, keras kepala, dan suka berargumen.

Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda mempunyai kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Penyebab gangguan kepribadian paranoid

Penyebab gangguan kepribadian belum dipahami dengan baik. Namun kondisi ini diyakini disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, lingkungan, dan keluarga.

1. Faktor biologis
 
Gangguan jiwa ini masih menjadi perdebatan karena tidak ada gen atau DNA yang dapat menyebabkan paranoia. Namun, para ahli percaya bahwa beberapa orang dilahirkan dengan kondisi neurokimia tertentu sehingga lebih mungkin menderita penyakit ini. Beberapa kondisi tersebut antara lain kadar dopamin dan glutamat yang tidak normal atau masalah tertentu pada otak pasien.
 
2. Masalah lingkungan hidup
 
Faktor lingkungan juga mempunyai dampak yang kompleks. Seseorang yang menderita kondisi kehidupan tertentu seringkali dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
 
Beberapa faktor eksternal yang berperan dalam timbulnya gangguan kepribadian antara lain:
 
  • malnutrisi sejak dalam kandungan,
  • infeksi yang diturunkan dari ibu selama kehamilan,
  • kehilangan orang terdekat, seperti orangtua atau pasangan,
  • hidup dalam kemiskinan pada masa kanak-kanak,
  • mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual,
  • pengabaian atau penelantaran emosional,
  • trauma psikologis, dan
    konsumsi obat-obatan terlarang, seperti ganja, amfetamin, atau halusinogen.

3. Faktor riwayat keluarga

Gangguan psikotik dapat diturunkan jika anggota keluarga menderita penyakit jiwa, seperti skizofrenia dan gangguan kecemasan.

Jika ada anggota keluarga Anda yang menderita penyakit mental ini, maka risiko menderita paranoia akan tinggi.

Ingat, memiliki satu atau beberapa faktor risiko di atas bukan berarti Anda benar-benar akan terkena masalah kesehatan ini.

Dalam beberapa kasus, mungkin saja seseorang mengalami beberapa masalah tanpa bahaya apa pun.

Diagnosis gangguan kepribadian paranoid

Pada kunjungan pertama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan banyak menanyakan pertanyaan mendalam untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dengan gejala yang sama.

Jika tidak terdeteksi adanya masalah fisik, dokter akan merujuk Anda ke psikolog atau psikiater untuk mendiagnosis masalah perilaku tersebut.

Seorang profesional kesehatan mental akan menentukan diagnosis berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5).

Gangguan kepribadian paranoid dapat didiagnosis jika seseorang curiga terhadap ketidakpercayaan orang lain dan memiliki empat atau lebih gejala berikut.

  • Mencurigai tanpa dasar yang jelas bahwa orang lain memiliki niat jahat terhadap dirinya.
  • Memiliki keyakinan bahwa teman, rekan kerja, atau orang lain di sekitarnya tidak dapat dipercaya.
  • Menjaga rahasia dan enggan berbagi informasi karena takut bahwa informasi tersebut dapat digunakan untuk merugikan dirinya.
  • Membaca makna tersembunyi dari lingkungan maupun orang lain yang merendahkan atau mengancam dirinya.
  • Terus-menerus membawa dendam bila merasa terluka atau tersakiti.
  • Mengungkapkan kemarahan dengan cepat ketika merasa bahwa dirinya direndahkan atau diserang oleh orang lain.
  • Memiliki kecurigaan yang berulang kali dan tanpa alasan terhadap pasangan.

Psikolog atau psikiater juga akan melakukan pemeriksaan yang lebih menyeluruh, mulai dari kehidupan seputar masa kanak-kanak, sekolah, pekerjaan, hingga hubungan dengan orang lain.

Mereka juga akan menanyakan cara Anda merespons terhadap situasi tertentu. Hal ini akan membantu ahli kesehatan mental dalam menyusun rencana pengobatan.

Pengobatan gangguan kepribadian paranoid

Meskipun paranoia bisa diobati, pengobatannya bisa jadi sulit. Faktanya, pasien sering kali tidak mempercayai orang lain, termasuk profesional medis.

Inilah sebabnya mengapa dokter, psikiater, dan psikolog harus membantu pasien membuka mata dan menerima pengobatan yang diberikan terlebih dahulu.

Perawatan untuk gangguan kepribadian paranoid meliputi psikoterapi dan pengobatan seperti berikut ini.

1. Perawatan psikologis

Psikiatri atau psikoterapi membantu Anda memahami berbagai pengalaman dan cara menghadapinya. Seringkali, pengobatan yang ditawarkan adalah terapi perilaku kognitif (CBT).

Selama CBT, dokter dan ahli kesehatan mental akan mempelajari proses berpikir, keyakinan, dan persepsi Anda.

Kemudian mereka akan mengenalkan Anda pada cara berpikir baru, bahwa tindakan orang lain tidak selalu merugikan atau mengancam.

Selain CBT, dokter akan merekomendasikan metode pengobatan lain, seperti terapi psikodinamik, terapi seni, konseling, dan terapi untuk Anda dan anggota keluarga.

2. Obat-obatan

Anxiolytics, antidepresan, atau antipsikotik mungkin diresepkan jika gejala paranoid Anda parah atau jika Anda memiliki gangguan mental lain, seperti kecemasan atau depresi.

Orang dengan masalah kesehatan mental yang menolak pengobatan dapat menjalani kehidupan yang produktif dan dapat terus bekerja dan bersosialisasi.

Oleh karena itu, penderita gangguan kepribadian paranoid harus terus mendapat perhatian dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya selama menjalani pengobatan.

Perawatan di rumah untuk gangguan kepribadian paranoid

Paranoia cenderung sulit untuk diatasi, sebab gangguan mental ini dapat meningkatkan sifat lekas marah, kemungkinan tindak kekerasan, dan pertahanan emosional diri.

Kemajuan pengobatan juga cukup lambat meski ada potensi bagi pengidapnya untuk pulih kembali.

Selain dengan menjalani terapi dan minum obat sesuai resep, beberapa perubahan gaya hidup berikut ini mungkin dapat membantu Anda mengatasi gangguan mental ini.

  • Menjaga hubungan sosial, terutama dengan orangtua dan pasangan.
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Rutin berolahraga untuk membantu mengurangi kecemasan.
  • Mengelola stres dengan baik, misalnya melalui meditasi, kegiatan yang disukai, dan lain-lain.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar gangguan mental ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat bagi Anda.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler