Kak Seto Sebut Para Orangtua Jangan Bermimpi Punya Anak yang Penurut

- 28 Agustus 2023, 15:10 WIB
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi.
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi. /IST /

OKE FLORES.com - Direktur Badan Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau Kak Seto menolak anggapan bahwa setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang penurut.

Menurutnya, orang tua tidak boleh memimpikan memiliki anak yang penurut. Apalagi di era keterbukaan informasi dengan perubahan pola asuh orang tua yang lebih menarik.

"Intinya jangan mimpi punya anak penurut. Tapi orangtua bersahabatlah dengan anak," kata Kak Seto dalam keterangannya, dilansir Pikiran-Rakyat.com Senin 28 Agustus 2023.

Baca Juga: Polres Bengkalis Bekuk Pelaku Pengedar Sekaligus Pemakai Narkoba Jenis Sabu

Kak Seto menyarankan agar para orang tua mempelajari kebiasaan-kebiasaan baik pada anak untuk mempererat komunikasi. Misalnya, Anda bisa mengungkapkan perasaan Anda padanya.

"Bersahabat itu dilakukan bisa dengan tradisi rapat keluarga, berbicara dari hati ke hati, seperti ngobras atau ngobrol asik dengan keluarga. Mendengar juga suara anak bukan hanya untuk kepentingan anak tapi juga kepentingan keluarga, bicara ramah dan penuh persahabatan," tuturnya.

Pada dasarnya, kata dia, anak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Intinya suara anak patut didengar, bahwa anak-anak juga pada dasarnya bisa memecahkan masalahnya asal dia juga dilibatkan," ucapnya.

Berikut ini manfaat menjaga komunikasi dengan si anak:

- mengembangkan kepercayaan diri anak,

- membuat anak merasa lebih berharga,

- mempererat hubungan orangtua dan anak, dan

- membantu anak membangun hubungan dengan orang lain.
Komunikasi yang baik dapat membuat hubungan antara anak dan orang tua menjadi lebih menyenangkan.

Sebaliknya, komunikasi yang buruk dapat membuat anak tidak menghormati orang tuanya dan merasa tidak dihargai oleh orang tuanya.

Tips melindungi anak di dunia maya

1. Rutin berkomunikasi dengan anak

Psikolog menyarankan orang tua untuk menyisihkan waktu 10 menit setiap hari sebelum tidur untuk berbicara dengan anak, terutama tentang aktivitasnya di Internet. Mintalah anak-anak untuk membagikan hal-hal baik dan buruk yang mereka temui di Internet pada hari itu. Mengobrol di Internet dengan anak-anak dapat menjadi cara yang bagus untuk membiasakan diri mendiskusikan keamanan Internet dan bahkan penggunaan Internet yang cerdas.

2. Edukasi diri sendiri dan anak

Orang tua akan dapat berkomunikasi dengan anak-anaknya tentang Internet jika mereka memahaminya. Luangkan waktu untuk membaca tren, permainan, dan media sosial untuk memahami bagaimana teknologi memengaruhi aktivitas online anak-anak. Jika perlu, mintalah anak untuk mengajarinya cara menggunakan platform digital. Dengan mempercayai mereka sebagai guru, maka kepercayaan anak terhadap orang tuanya akan semakin kuat. Buat anak-anak sadar akan apa yang orang tua anggap sebagai ancaman internet.

3. Bangun suasana terbuka dan nyaman

Situasi yang baik adalah ketika orang tua mengetahui bahwa ada sesuatu yang membuat anak tidak nyaman, mengancam, atau tidak bahagia. Dorong anak untuk memberi tahu orang dewasa yang dipercaya (sebaiknya orang tua) jika mereka menerima pesan yang mengancam atau tidak pantas.

4. Tetapkan batasan

Buat aturan dasar yang jelas dan sesuai usia tentang apa yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan saat online, jelaskan mengapa aturan tersebut harus dipatuhi, dan konsekuensinya jika Anda melakukan sesuatu yang dilarang. Misalnya, ketika berbagi foto, jelaskan kepada anak-anak bahwa foto yang diunggah akan ada di Internet dan mungkin berdampak ketika mereka dewasa.

5. Gunakan teknologi yang tersedia

Orangtua tidak bisa memantau dan mengarahkan anak mereka selama 24 jam sehari dan tujuh hari penuh terkait aktivitas online. Oleh karena itu, manfaatkan perangkat lunak kontrol orang tua untuk menentukan batasan, misalnya berapa lama anak bisa berinternet, situs dan konten apa yang tidak bisa diakses.

6. Minta bantuan

Pola asuh tentang internet sebuah keluarga belum tentu sama dengan keluarga lainnya. Pemilih cara yang tepat untuk masing-masing keluarga. Jika situasi berada di luar kendala, jangan ragu untuk meminta bantuan untuk melindungi anak dan keluarga, misalnya kepada penegak hukum.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiranrakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah