Network
OKE FLORES.com - Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Dit Polairud) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkapkan bahwa kelebihan beban menjadi alasan tenggelamnya kapal penyeberangan antardesa di Teluk Banggai, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sultra, yang mengakibatkan 15 orang meninggal.
Direktur Polairud Polda Sultra Kombes Pol Faisal Florentinus Napitupulu di Kendari Jumat, 28 Juli 2023 menjelaskan bahwa selain kelebihan beban, kapal yang tidak memenuhi standar keselamatan juga menjadi salah satu faktor tenggelamnya kapal tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa kapal penyeberangan tersebut mengangkut sebanyak 69 penumpang, yang ternyata melebihi kapasitas maksimal kapal yang hanya dapat mengangkut 20 penumpang.
Baca Juga: Main Judi Slot Saat Rapat Paripurna, PDIP Belum Putuskan Nasib Cinta Mega
"Jumlah penumpang ini sekitar 69 orang dengan rincian 66 orang warga Desa Lagili dan tiga orang dari Desa Wambuloli , dari kelayakan perahunya ini tidak layak, ditambah lagi kelebihan muatan," kata Faisal dilansir Antaranews Sabtu, 29 Juli 2023.
Kepala Polisi Udara Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara tersebut juga mengungkapkan bahwa dari total 69 penumpang kapal buatan itu, sebanyak 15 penumpang yang berasal dari Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buteng dinyatakan meninggal dunia.
"Akibat kecelakaan tersebut, 15 orang meninggal dunia dan 54 orang selamat, menurut keterangan korban yang selamat, mereka berenang hingga ke tepian, orang-orang tersebut baru saja pulang dari konser musik dalam acara HUT (Hari Ulang Tahun) Kabupaten Buteng ke-9," jelas Faisal.
Sebelumnya, kapten kapal penyeberangan interinsuler yang tenggelam di Teluk Banggai, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buteng, Provinsi Sultra secara resmi ditetapkan sebagai tersangka karena kelalaiannya yang mengakibatkan 15 orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
