Ujian Penyaringan Perangkat Desa di Kabupaten Kediri Diduga ‘Banyak Kejanggalan’

- 1 Januari 2024, 16:59 WIB
Foto. Perwakilan Peserta Ujian Perangkat Desa  yang menyuarakan komplain pelaksanaan tes pada Hari Rabu 27 Desember 2023
Foto. Perwakilan Peserta Ujian Perangkat Desa yang menyuarakan komplain pelaksanaan tes pada Hari Rabu 27 Desember 2023 /

Saya yakin, hasil ujian praktek saya belum dikoreksi. Logikanya dalam waktu sesingkat itu, panitia mengkoreksi one by one berjumlah ribuan hasil ujian praktek sangat tidak mungkin. Lalu nilai saya itu darimana? ungkap Mulia.

Menurutnya, kejadian ini bukan merupakan hal baru seperti yang terjadi di tahun 2021 yang sempat ricuh kenapa saat ini terulang kembali. Ini hajatan yang nggak main-main lho, kita menyeleksi orang yang akan menduduki posisi penting di suatu kewilayahan. Jadi jangan main-main karena harus memilih orang yang berkompeten dibidangnya, karena kerugiannya akan kembali ke desa itu sendiri.

“Sebaiknya tes penyaringan perangkat desa ini harus diulang, tentu itu yang kami harapkan,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Viona dari Desa Plemahan-Kecamatan Plemahan. Ia mengatakan, pada penyaringan perangkat desa kali ini muncul kecurigaan dalam diri saya. Saya tunjukan pada lembar kedua dari pengumuman hasil ujian berbeda.

"Ini dari kecamatan saya dan yang ini dari desa saya, ini format hurufnya lebih kecil kemudian tidak ada ID dari server kemudian disini juga dibubuhkan catatan. Sehingga saya mengira apakah dari lembar kedua hasil penilaian ini sudah diotak-atik oleh oknum panitia atau siapa? Dan hasil tidak transparan. Dan sama seperti lainnya dalam kolom nilai saya tidak disebutkan dengan jelas berapa nilai CAT dan nilai praktek saya.
Nilai CAT saya 52,5 sedangkan ujian praktek saya yakin telah mengerjakan sesuai instruksi, apalagi Microsoft Word sebuah aplikasi yang sering saya gunakan apakah mungkin saya hanya dapat nilai 5,5?" kata Viona.

Itu tidak mungkin sekali dan diluar nalar. Jadi yang saya harapkan transparansi nilai dan kejelasan pada lembar kedua pada berita acara desa siapa yang menyusun?
Saya berharap Pemkab Kediri bersikap tegas memberantas apa yang nama Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dan seharusnya seperti saya yang pernah ikut tes CPNS, itu harus ada menyertakan surat bahwa tidak memiliki hubungan darah dengan pejabat di instansi tersebut, pintanya.

Baca Juga: Penelitian Mahasiswa Akuntansi Unusia Dikritik Dosen Unibraw dalam Forum Ilmiah ICMA

“Disini yang mendapat peringkat 1 pada formasi Sekretaris Desa Plemahan adalah anak kandung dari kepala desa," timpal Viona.

"Harusnya ada live score seperti di Kabupaten Sidoarjo yang pada tahun ini juga melaksanakan tes penyaringan perangkat desa, sehingga meminimalisir kecurigaan publik terhadap penyelenggara dan sulit dimanipulasi," tandasnya.

Seorang peserta tes bernama Nadya asal Desa Ngadi - Mojo menilai pelaksanaan ujian perangkat desa kemarin sangat tidak transparan. sulitnya peserta mencari informasi sejak pendaftaran. Bahkan saat panitia ditanya malah menjawab belum ada info dari kabupaten, ini ada apa?

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah