- Memiliki kekhawatiran bahwa orang lain memiliki motif tersembunyi.
- Meyakini bahwa mereka akan dieksploitasi atau dimanfaatkan oleh orang lain.
- Meragukan komitmen, kesetiaan, atau kepercayaan orang lain, dan yakin bahwa orang lain hanya berniat untuk menipu mereka.
- Tidak mampu memaafkan dan menyimpan dendam.
- Hipersensitif dan tidak bisa menerima kritikan.
- Tidak bisa bekerja sama dengan orang lain.
- Meyakini ada makna tersembunyi dari pernyataan sederhana atau pandangan biasa dari orang lain.
- Selalu curiga tanpa alasan bahwa pasangan mereka tidak setia.
- Kerap terisolasi dari lingkungan sosial.
- Bersikap dingin, tetapi suka mengatur dan pencemburu terhadap pasangan.
- Tidak bersahabat, keras kepala, dan suka berargumen.
Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda mempunyai kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Penyebab gangguan kepribadian paranoid
Penyebab gangguan kepribadian belum dipahami dengan baik. Namun kondisi ini diyakini disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, lingkungan, dan keluarga.
- malnutrisi sejak dalam kandungan,
- infeksi yang diturunkan dari ibu selama kehamilan,
- kehilangan orang terdekat, seperti orangtua atau pasangan,
- hidup dalam kemiskinan pada masa kanak-kanak,
- mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual,
- pengabaian atau penelantaran emosional,
- trauma psikologis, dan
konsumsi obat-obatan terlarang, seperti ganja, amfetamin, atau halusinogen.
3. Faktor riwayat keluarga
Gangguan psikotik dapat diturunkan jika anggota keluarga menderita penyakit jiwa, seperti skizofrenia dan gangguan kecemasan.
Jika ada anggota keluarga Anda yang menderita penyakit mental ini, maka risiko menderita paranoia akan tinggi.
Ingat, memiliki satu atau beberapa faktor risiko di atas bukan berarti Anda benar-benar akan terkena masalah kesehatan ini.
Dalam beberapa kasus, mungkin saja seseorang mengalami beberapa masalah tanpa bahaya apa pun.
Diagnosis gangguan kepribadian paranoid
Pada kunjungan pertama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan banyak menanyakan pertanyaan mendalam untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dengan gejala yang sama.
Jika tidak terdeteksi adanya masalah fisik, dokter akan merujuk Anda ke psikolog atau psikiater untuk mendiagnosis masalah perilaku tersebut.
Seorang profesional kesehatan mental akan menentukan diagnosis berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5).