Alumnus UNESA Desak Polisi Serius Ungkap ‘Kecurangan’ Tes Perangkat Desa di Kabupaten Kediri

- 30 Januari 2024, 22:36 WIB
Foto. Viona Ardira Clarisa Putri saat wisuda dan berhasil meraih predikat Cumlaude di Fakultas Ilmu Pendidikan - Universitas Negeri Surabaya
Foto. Viona Ardira Clarisa Putri saat wisuda dan berhasil meraih predikat Cumlaude di Fakultas Ilmu Pendidikan - Universitas Negeri Surabaya /

 

KEDIRI, OKE FLORES.COM – Viona Ardira Clarisa Putri peraih predikat CUMLAUDE tahun 2023 di Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kepada media ini membeberkan sejumlah kesaksiannya terkait dugaan kejanggalan rangkaian ujian penyaringan perangkat desa di Kabupaten Kediri yang menimpa dirinya (Senin, 29 Januari 2024).

Saat ditemui di kediamannya di Desa Plemahan – Kecamatan Plemahan mengungkapkan, “Saat pelaksanaan ujian memang ada kejadian error di laptop pada peserta lainnya tetapi di saya tidak ada kendala. Bisa memasukkan nomor peserta dan mengerjakan dengan lancar baik tes CAT maupun ujian praktek.

Dikatakan, “untuk materi CAT bobot soalnya mudah kalau untuk ukuran SMA apalagi sarjana. Menurut saya yang janggal di ujian prakteknya. Karena yang saya sayangkan karena katanya ujian berbasis komputer namun mengapa harus ada soal yang berbentuk hard file. Waktu itu saya dan teman-teman sudah mengkonfirmasi penyelenggara tes yakni UNISMA dan disampaikan bahwa hal itu hanya untuk berjaga-jaga nanti kalau ada orang yang tidak paham terkait komputer.”

Baca Juga: Dugaan ‘Kecurangan’ Tes Perangkat Desa di Kabupaten Kediri Resmi Diadukan FPUPPD ke Polisi

Menurut Viona, mereka yang tidak paham komputer itu sudah resikonya. “Masak yang punya kemampuan kok harus ngikuti mereka yang tidak punya kemampuan,’ ucapnya sambil gelengkan kepala. “Bagi saya ujian praktek saat itu, saya mengerjakan sesuai instruksi. Apalagi dalam keseharian saya selalu menggunakan mikrosoft word dan google document untuk kepentingan kuliah dan melakukan pekerjaanya,” tandas Perempuan peraih predikat cumlaude itu.

Jadi apa yang disajikan di soal itu pihaknya menguasai dengan baik. Disebut Viona, “Yang jadi janggal adalah ketika saya mau mengumpulkan jawaban ujian praktek itu di website. Di website itu terjadi loading yang sangat lama sekitar 10 -15 menit, kemudian saya mencoba memanggil panitia kenapa tidak segera mendatangi saya. Sepertinya hanya focus kepada beberapa peserta saja.”

Foto. Transkrip nilai Viona Ardira Clarisa Putri
Foto. Transkrip nilai Viona Ardira Clarisa Putri

Alumnus UNESA ini merasa sedih karena berstatus cumlaude dengan nilai IP 3,83 dan pihaknya merasa sering menggunakan aplikasi-aplikasi perkantoran Ms. Word, Power Point, Excel serta memiliki keahlian editing yang diajarkan di program studinya sampai membuat media pembelajaran. “Mengapa hasil yang saya peroleh ketika ikut ujian penyaringan perangkat desa ini tidak sesuai yang saya harapkan,”tanyanya.

Ia menegaskan, “Padahal untuk tes CAT saya mendapatkan 52,5 karena itu muncul di layar. Kalau untuk harus membuktikan saya harus bagaimana? karena tidak ada live score. Saya siap bersaksi dan bersumpah bahwa nilai saya benar-benar 52,5 (CAT-red) dan nilai akumulasi saya yang ada di berita acara yang KATANYA dari UNISMA itu hanya 58. Berarti kalau dihitung-hitung nilai praktek yang saya kerjakan sesuai instruksi hanya dan saya mengusai betul aplikasi tersebut berarti hanya dinilai 5,5 saja.”

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x